pertemuan-ke-9-ilmu-pengetahuan
9.1Ilmu
pengetahuan
adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, danmeningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastiandengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh
dariketerbatasannya.Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan dapat secara sistematik diuji denganseperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat,ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan
yangdimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.Contoh:
·
Ilmu Alamhanya bisa menjadi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam halyang bahani (materiil saja). Ilmu-ilmu alam
menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari.
·
Ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku
manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari
perilaku manusia yang konkret. Ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
cocok menjadi perawat.
Fungsi Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan scara umum dapat memiliki tiga fungsi yang paling utama, yaitu :
1. Menjelaskan
(explaining, discribing)
Fungsi
menjelaskan mempunyai empat bentuk yaitu :
a. Deduktif, yaitu suatu ilmu harus
dapat menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Probabilistik, yaitu ilmu dapat
menjelaskan berdasarkan pola fikir induktif dari sejumlah kasus yang jelas,
sehingga hanya dapat memberi kepastian (tidak mutlak) yang bersifat kemungkinan
besar atau hampir pasti.
c. Fungsional, berarti dapat
menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem secara keseluruhan.
d. Genetik, berarti ilmu dapat
menjelaskan suatu faktor berdsarkan gejala-gejala yang sudah sering terjadi
sebelumnya.
2. Meramalkan
(prediction)
Ilmu
harus dapat menjelaskan faktor sebab akibat suatu peristiwa atau kejadian,
misalnya apa yang terjadi jika harga BBM naik.
3. Mengendalikan
(controlling)
Ilmu
harus dapat mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu teori, misalnya
bagaimana mengendalikan kurs rupiah dan harga.
Syarat-syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiahsesuatu dapat
disebut sebagai ilmu.Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh
paradigma ilmu-ilmu alam yangtelah ada lebih dahulu.
1.
Objektif. Ilmu
harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yangsama
sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya
dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkajiobjek,
yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehinggadisebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti
atau subjek penunjang penelitian.
2.
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang
berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang
digunakan dan umumnyamerujuk pada metode ilmiah.
3.
Sistematis. Dalam
perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmuharus terurai
dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuksuatu
sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskanrangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang
tersusun secara sistematisdalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
4.
Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180Āŗ. Karenanya universalmerupakan syarat ilmu yang keempat.
Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang
dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingatobjeknya adalah tindakan
manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalamilmu-ilmu sosial,
harus tersedia konteks dan tertentu pula.
9.2 Teknologi
Teknologi adalah metode ilmiah
untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula
diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dalam memasuki Era Industrialisasi, pencapaiannya sangat ditentukan oleh
penguasaan teknologi karena teknologi adalah mesin penggerak pertumbuhan
melalui industri.
Sebagian beranggapan teknologi adalah barang atau
sesuatu yang baru. namun, teknologi itu telah berumur sangat panjang dan
merupakan suatu gejala kontemporer. Setiap zaman memiliki teknologinya sendiri.
Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi
dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam
menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah.
Ada tiga klasifikasi
dasar dari kemajuan teknologi yaitu :
1.
Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress)
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitasdan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitasdan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama.
2.
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga
kerja (bahasa Inggris: labor-saving
technological progress)
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
Kemajuan teknologi yang terjadi sejak akhir abad kesembilan belas banyak ditandai oleh meningkatnya secara cepat teknologi yang hemat tenaga kerja dalam memproduksi sesuatu mulai dari kacang-kacangan sampai sepeda hingga jembatan.
3.
Kemajuan teknologi yang hemat modal (bahasa Inggris: capital-saving technological
progress)
Fenomena
yang relatif langka. Hal ini terutama disebabkan karena hampir semua riset
teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia dilakukan di negara-negara maju, yang
lebih ditujukan untuk menghemat tenaga kerja, bukan modalnya.
Pengalaman di berbagai negara berkembang menunjukan bahwa campur tangan langsung
secara berlebihan, terutama berupa peraturan pemerintah yang
terlampau ketat, dalam pasar teknologi asing justru menghambat arus teknologi asing
ke negara-negara berkembang.
Di lain pihak suatu kebijaksanaan 'pintu yang lama
sekali terbuka' terhadap arus teknologi asing, terutama dalam bentuk
penanaman modal asing (PMA),
justru menghambat kemandirian yang lebih besar dalam proses pengembangan
kemampuan teknologi negara berkembang karena ketergantungan yang terlampau
besar pada pihak investor asing,
karena merekalah yang melakukan segala upaya teknologi yang sulit dan rumit.
Ciri-ciri
Fenomena Yang Diperlihatkan Oleh Teknologi
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat
sebagai hal imperasional dan memiliki otonomi merubah setiap bidang kehidupan
manusia menjadi lingkup teknis. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut
SASTRAPRATEDJA (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Rasionalitas,
artinya tindakan spontan oleh tehnik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional.
2. Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3. Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi, dan dan rumuusan dilaksanakan serba
otomatis.
4. Teknis
berkembang pada suatu kebudayaan.
5. Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6. Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan.
7. Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi
Dalam Penerapannya Sebagai Jalur Utama Yang Dapat Menyongsong Masa Depan Yang
Cerah
Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang
dapat menyongsong masa depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap
demikian adalah wajar, asalkan tetap dalam konteks penglihatan yang rasional.
Sebab teknologi, selain mempermudah kehidupan manusia, mempunyai dampak sosial
yang sering lebih penting artinya daripada kehebatan teknologi itu sendiri.
Seiring berjalannya waktu dan makin cepatnya daya
pikir manusia yang semakin modern maupun canggih perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak lepas akan kemajuan-kemajuannya yang semakin pesat
mendunia. ilmu pengetahuan telah menjadi perintis dalam membuat kemajuan
teknologi menjadi lebih pesat dan tak terbayangkan kemajuannya pada seperti
saat ini yang melampaui batas-batas praktis imajinasi yang sulit dijangkau
pikiran. Ilmu pengetahuan ini sebenarnya baru berkembang pada dua millennium
terakhir. Namun bisa kita lihat sendiri betapa hebat pesatnya perkembangan yang
terjadi pada dua millennium terakhir ini.
Ilmu pengetahuan bisa tidak berjalan praktis
terus-menerus meningkat, ilmu pengetauan dapat timbul dan tenggelam hanyut
bersama dalam perkembangan peradaban manusia. Ilmu pengetahuan telah
menunjukkan peradaban yang lebih maju menaklukkan peradaban yang lebih
terbelakang, dalam artian selanjutnya ilmu pengetahuan bisa saja ditaklukkan
oleh peradaban lain yang lebih maju atau mungkin ilmu pengetahuan yang lama
mungkin akan tergantikan dengan pola pemikiran ilmu pengetahuan yang baru yang
lebih canggih atau dapat mampu menaklukkan ilmu pengetahuan yang lama. Pada
intinya yang kuat bertahan, yang lemah ditaklukkan.
Teknologi tak kalah berjalan meningkat dengan ilmu
pengetahuan, pada jaman sekarang kedudukan teknologi dan ilmu pengetahuan sama
seimbangnya yaitu terus mengalami pelonjakan dalam kecanggihannya, yang
dikarenakan faktor terjadinya teknologi terdorong oleh tingkat ilmu pengetahuan
yang semakin maju, yang menjadikan keduannya saling bersatu atau satu sama lain
saling membantu untuk terciptannya sebuah karya teknologi.
Teknologi ternyata sudah banyak digunakan manusia di
dunia ini, kita ambil satu contoh yaitu Sistem Komputerisasi merupakan kemajuan
teknologi saat ini dengan menerapkan sistem kerja dari teknologi terkini yaitu
dengan cara sistem komputerisasi. Komputerisasi yaitu penggunaan setiap
aktivitas dimana sistem pekerjaan banyak dilakukan oleh cara kerja sistem
komputer. Dalam arti kita hanya mengendalikannya dari jarak jauh sistem kerja
komputer sudah sangat mudah bisa dilakukan. Pengoperasian sistem ini sudah
secara otomatis dilakukan untuk mengatur pekerjaan yang kita inginkan dengan
memberi perintah kepada sistem tersebut, maka pekerjaan dengan otomatis
berjalan dengan sendirinya. Sistem kerja komputerisasi atau bisa dimaksudkan
kerja robot ini adalah cara yang sudah banyak dilakukan pada industri-industri
negara-negara maju, dan Indonesia sendiri sudah mulai banyak menerapkannya.
Untuk jangka waktu yang lama saya rasa peranan penerapan ilmu pengetahuan yang
mendorong terjadinya teknologi baru bakal selalu menakjubkan hasilnya untuk
masa depan mendatang. Kecanggihan daya pola pikir manusia sekarang sudah mulai
mudah bermunculan. Jadi kedepannya pasti kecanggihan teknologi yang terdorong
oleh ilmu pengetahuan yang tinggi bisa selalu menghasilkan berbagai macam
penemuan-penemuan yang baru, sehingga menjadikan teknologi dalam menyongsong
masa depan yang cerah selalu terlihat lebih hebat disetip masa-masanya atau
waktunya maupun selalu berdiri kokoh disetiap kebutuhan-kebutuhannya.
"Tips"
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi menurt
pandangan saya merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam terjadinya
ciptaan-ciptaan varian teknologi baru yang saat-saat ini sudah banyak terlihat
di belahan-belahan dunia maupun semua negara. Jadi ada baiknya bila kita
mengetahui teknologi-teknologi apa saja yang baru bermunculan atau yang akan
datang selanjutnya, hal tersebut supaya kita tidak tertinggal dalam hal iptek
dan tak ketinggalan jaman. Untuk membangun maupun memajukan bangsa ini, marilah
kita belajar untuk menciptakan suatu varian teknologi baru maupun menjadikan
teknologi lama agar menjadi lebih canggih lagi.
9.3. ILMU
PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan
dengan nilai atau moral.
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam
menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang
kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang
terkadang harus dibayar lebih mahal.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses
karena ilmu merupakan hasil darikegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
Apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini,
merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya
ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang diakui secara umum dan
universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga
tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan
oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena ilmu selain universal, komunal,
juga alat menyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah
menerima kebenaran.
IImu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka
meningkatkan taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan
kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
I) Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan
untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai
kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi teknologi.
2) Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral
hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam
penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral
atau nilai-nilai. golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui
ekses-ekses yang terjadi apabiia ilmu dan teknologi disaIahgunakan.
Nampaknya iImuwan goiongan kedua yang patut kita masyarakatkan
sikapnya sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan "pelacuran"
dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan.
Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :
I) Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti kriteria utama dalam
menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada
keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.
2) Pada tingkat konsekuensi sosial, penerapan teknologi harus merupakan
hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu.
9.4 KEMISKINAN
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang
memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah pembangunannya itu sendiri, dalam
menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan motif ekonomi yang
kuat, dengan orientasi nilai yang menyangkut segi-segi kemanusiaan yang
terkadang harus dibayar lebih mahal.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai proses
karena ilmu merupakan hasil darikegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
Apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini,
merupakan hasil penalaran (rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya
ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuwan yang diakui secara umum dan
universal sifatnya. Oleh karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga
tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan
oleh teori lain. Ilmu sebagai ilmu, karena ilmu selain universal, komunal,
juga alat menyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah
menerima kebenaran.
IImu adalah bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka
meningkatkan taraf hidup manusia. dengan memperhatikan dan mengutamakan
kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungan alam.
ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
I) Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan
untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Golongan ini berasumsi bahwa
kebenaran itu dijunjung tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai
kemanusiaan Iainnya dikorbankan demi teknologi.
2) Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral
hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam
penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral
atau nilai-nilai. golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui
ekses-ekses yang terjadi apabiia ilmu dan teknologi disaIahgunakan.
Nampaknya iImuwan goiongan kedua yang patut kita masyarakatkan
sikapnya sehingga ilmuwan terbebas dari kecenderungan "pelacuran"
dibidang ilmu dan teknologi, dengan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan.
Upaya untuk menjinakkan teknologi diantaranya :
I) Mempertimbangkan atau kalau perlu mengganti kriteria utama dalam
menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada
keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.
2) Pada tingkat konsekuensi sosial, penerapan teknologi harus merupakan
hasil kesepakatan ilmuan sosial dari berbagai disiplin ilmu.
9.4 KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. dikatakan berada di bawah garis
kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dB. (Emil Salim, Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa, sebagai
inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fundamental
dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal:
(1) persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan,
(2) posisi manusia dalam lingkungan sekitar, dan
(3) kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan,
dsb.;
b. tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan
kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal
usaha:
c. tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar
karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan;
d. kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas self employed),
berusaha apa saja;
e. banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai
keterampilan.
Pola relasi dalam struktur
sosial ekonomi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pola relasi antara manusia (subjek) dengan sumber-sumber kemakmuran
ekonomi seperti alat-alat produksi, fasilitas-fasilitas negara, perbankan,
dan kekayaan sosial. Apakah ini dimiliki, disewa, bagi-hasil, gampang
atau sulit bagi atau oleh subjek tersebut.
b. Pola relasi antara subjek dengan hasil produksi. Ini menyangkut masalah
distribusi hasil, apakah memperoleh apa yang diperlukan sesuai dengan
kelayakan derajat hidup manusiawi.
c. Pola relasi antara subjek atau komponen-komponen sosial-ekonomi dalam
keseluruhan mata rantai kegiatan dengan bantuan sistem produksi.
Dalam hal iniadalah mekanisme pasar, bagaimana posisi dan peranan
manusia sebagai subjek dalam berfungsinya mekanisme tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar